Minggu, 03 Juli 2011

MALAM PERTAMA


Pada hari itu ia bahagia, menikmati alam ciptaan Allah bersama anak dan keluarga penuh keceriaan. Hidup dalam kesenangan dan kesehatan terjamin. Tertawa melihat tingkah polah anaknya yang lucu, demikian pula ia ditertawakan oleh anak-anaknya. Lalu ia tiba-tiba disergap oleh suatu malam, malam saat ia dijemput oleh kematian. Malam itulah malam pertama ia berada di alam kubur, sendiri dicekam oleh kesunyian tanpa anak dan istri juga sahabat karib. Yang ada hanyalah amal. Inilah malam pertama dimana anak anda menjadi yatim, dan istri anda menjadi janda. Malam pertama yang menggusur tidur anda dari kasur empuk menuju dinginya tanah berselimut kafan. Inilah malam yang telah mengusir anda, dari rumah yang megah nan mewah menempati liang lahat dan gelap lagi sempit. Kemarin malam anda masih berpesta pora, makan dan minum bersama sahabat karib. Tiba-tiba anda masuk pada malam pertama dimana anda menjadi santapan cacing tanah dan serangga. Pada malam ini anda baru sadar ternyata harta, keluarga, jabatan yang kita kerja keras mencarinya sampai lalai dari mengingat Allah, tidak sedikitpun dari semua itu menemani dan membela anda. Allah SWT berfirman:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu mask kedalam kubur. Janganlah begitu. Kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu”. (QS. At-Takatsur, 1-3)
Inilah malam, episode pertama di alam akhirat. Kuburan bisa menjadi taman surga, sebaliknay ia juga bisa menjadi satu lubang diantara lubang neraka. Inilah kematian, datang dengan tiba-tiba. Dia datang tepat waktu, tidak bergeser barang sedetikpun, merenggut dengan paksa, melenyapkan segala nikmatnya dunia. Tak pernah memilah tua ataupun muda, kaya, miskin, sehat maupun sakit. Ia datang untuk mengeluarkan manusia dari rotasi kehidupan yang selama ini kita jalani. Ketahuilah rumah yang kokoh nan megah tidak akan mampu membentengi datangnya sang pencabut nyawa. Tumpukan uang depsito di bank tidak akan mampu menyogok malaikatul maut untuk mengundurkan waktu kematianya. Inilah realitas kematian, seberapa siapkah anda menyongsong malam pertama di alam kubur ? bukankah Rosulullah telah bersabda bahwa:   
“Orang yang paling cerdas diantara kalian adalah orang yang sering mengingat mati dan mempersiapkan bekal setelah kematianya”
Marilah kita siapkan lentera yang akan menyinari malam pertama kita di alam kubur. “Demi Allah tidak ada yang sanggup meneranginya selain iman dan amal saleh”


“Kematian adalah nasehat terbaik dan guru kehidupan. Sedikit saja kita lengah dari memikirkan kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan”

Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana ia mengakhiri hidupnya. Dan pilihan ada pada bagaimana ia menjalani kehidupanya. Sebagaimana ia menjalani kehidupanya, seperti itulah kemungkinan besar ia akan menghadapi kematianya. Karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan, berarti kita sedang berjalan menuju kematian kita. Pernahkah kita mendengar berita tentang seorang pezina mati di kamar hotel di atas perut wanita nakalnya. Seorang pecandu narkotika, mati saat pesta narkobanya, dan para penjudi sekarat diatas meja judinya. Begitu juga kita pernah mendengar seorang ahli ibadah meninggal diatas sajadahnya.

Alangkah malangnya saat ajal tiba, kita masih berlumur dosa berbalut nista. Inilah malam pertama kita di alam kubur. Sendiri, dicekam sepi gelap yang tak pernah tebayang. Hilanglah sudah semua gemerlapnya dunia. Rumah dengan jerih payah bertahun-tahun telah kita bangun, istri yang cinta dan pengabdianya yang tulus, anak yang melekat padanya darah daging kita, orang tua yang tetesan kasih sayangnya mengalir ditubuh kita dan perusahaan yang mati-matian kita habiskan waktu untuknya, mobil mewah yang selalu jadi kebanggaan. Tapi kini hari itu telah pergi…masa pun telah tiada….yang tersisa hanya dosa yang terus terbayang. Teringat akan istri yang senantiasa diterlantarkan hak-haknya. Anak yang telah kita kotori tubuhnya dengan nafkah yang haram. Orang tua yang disisa hidupnya belum sempat dibahagiakan. Handai taulan yang minta bantuan kita biarkan. Dan kawan-kawan yang telah banyak kita kecewakan.

Ya Allah masih adakah hari milikMu untukku….
 Agar bisa kutuntaskan semua urusanku………
Lilitan hutang yang belum terbayar……….
Banyaknya amanah dan kepercayaan yang tidak disampaikan…..
Beribu janji yang sering diingkari……
Dan uang korupsi yang telah kita nikmati dan kita bagi……
Namun kini pintumu sudah tertutup rapat…
Bertaubat sudah terlambat
Mnyesali diri sudah tak berarti
Dan tinggallah sendiri menanggung beban dosa dan kesalahan yang tak termaafkan…
Merasakan penderitaan yang panjang dan tiada berakhir…

….Sekarang…
adakah dalam hati kita, MATI itu sebagai PENASEHAT ?


SEMOGA,
selagi masih ada waktu

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons