Kamis, 30 Juni 2011

DRACULA Vs KHILAFAH ISLAM

Pembelokan opini dan penyesatan sejarah! Dua hal itu memang sudah jadi tabiat khasnya barat. Ambil contoh tentang stigmatisasi terorisme yang sedemikian rupa ditodongkan ke wajah umat islam. Padahal tindakan terorisme itu sendiri dengan liar dilakukan oleh barat terhadap umat islam. Bos rampok teriak-teriak maling. Contoh lain adalah penyesatan sejarah tentang kekalahan Amerika dalam perang Vietnam. Kekalahan Amerika dalam perang ini diputarbalikan seratus delapan puluh derajat. Dengan gampangnya, lewat film Rambo digambarkan tentang kedigdayaan tentara Amerika di sana. Naah…

Dan satu lagi, tentang pembelokan opini dan penyesatan sejarah, yang dengan gampangnya disulap oleh Barat. Dan kebanyakan dari kita pasti tak mengetahuinya. Yakni tentang Dracula! Mendengar nama tersebut, pikiran kebanyakan dari kita akan terbayang sosok hantu fiktif yang berjas hitam-hitam, keluar di malam hari karena takut sinar matahari, suka makan darah dengan taringnya yang panjang, serta dapat dikalahkan dengan bawang putih atau salib. Tapi tahukah anda fakta yang sebenarnya? Tahukah anda bahwa si Dracula sebenarnya adalah tokoh yang benar-benar nyata? Tahukah anda bahwa dia di usia mudanya sempat masuk islam? Tahukah anda bahwa dia pernah memimpin salah satu pasukan khilafah Utsmani? Tahukah anda bahwa dia kemudian malah berbalik seratus delapan puluh derajat menjadi pengkhianat khilafah dan pembantai umat islam? Dan tahukah pula anda, bahwa yang dapat mengalahkan Dracula bukan sinar matahari, salib atau bawang putih, tapi justru sesosok pahlawan besar Islam, yakni Muhammad alFatih!
Adalah buku karya Hyphatia Cneajna yang berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib” yang dengan gamblang menuturkan penyesatan sejarah dan opini tersebut. Buku ini menepis dongeng-dongeng seputar dracula yang didengungkan oleh Barat turun temurun. Dalam buku terjemahan setebal 192 halaman ini dijabarkan tentang sejarah, siapa itu Dracula, perjalanan hidupnya, kekejaman-kekejaman yang pernah dilakukannya, serta bagaimana akhir hidupnya. Dracula, di buku ini bukanlah sebuah misteri, layaknya yang dituturkan oleh film-film hollywood atau novel Dracula karya Bram Stoker. Tapi Dracula, manusia yang pernah hidup, simbol pertarungan ideologi yang tak pernah padam antara Islam dan Barat.
Vlad Tsepes III ( 1431 – 1475 M ) atau yang lebih populer dengan nama Dracula dilahirkan di Tansylvania, Rumania. Ia merupakan anak Ke 2 dari Vlad II alias Basarab dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia. Dracula dilahirkan pada bulan November atau Desember 1431 M, di benteng Shighisoara Transylvania, Rumania. Pada saat ia lahir ayahnya Basarab diangkat menjadi gubernur militer di Transylvania oleh Raja Hongaria, Sigismund. Basarab sendiri memiliki 3 anak, yakni Mircea, Dracula dan Randu.

Vlad II ayah Dracula diangkat sebagai anggota Orde Naga oleh Sigismund Raja Hongaria. Orde naga ini pada awalnya adalah kelompok persaudaraan tempat berkumpulnya para pendeta, tapi di kemudian hari Orde Naga menjadi semacam benteng Pasukan Salib untuk melawan pasukan Khilafah Utsmaniyah. Kemanapun Vlad II pergi, ia selalu memakai lencana bergambar naga. Sehingga ia sering dipanggil Vlad Dracul. Dalam bahasa Rumania, Dracul artinya naga. Sementara, akhiran “ulea” dalam bahasa Rumania berarti “anak dari”. Maka Vlad III ( Dracula) anak dari Vlad Dracul (Vlad II) dipanggil dengan nama Vlad Dracula yang artinya anak dari Vlad Dracul.


Pada tahun 1442 M terjadi perang antara pasukan Wallachia dgn pasukan khilafah Utsmaniah. Basarab memilih langkah netral yg mengakibatkan ia diusir oleh Sigismund. Kedudukannya diganti oleh Janos Hunyadi, salah satu panglima perang Sigismund di Transylvania. Tapi tak lama kemudian, Basarab mengambil tahtanya kembali dengan bantuan khilafah Utsmaniah. Nah, sebagai bentuk kesetiaannya kepada khilafah, ia kemudian mengirim dua anaknya yaitu Dracula yang saat itu baru berusia 11 thn dan adiknya Randu untuk sekolah ke Turki.

Selama di pusat kekhilafahan, kedua anak ini dididik secara Islam. Mereka berdua kemudian memeluk Islam. Selain belajar di madrasah, mereka juga belajar ketrampilan perang. Seiring bergulirnya waktu kedua anak ini tumbuh menjadi dua pribadi yang jauh bertolak belakang. Randu tumbuh menjadi muslim yang taat dan berperangai lembut sedangkan Drakula tumbuh menjadi sosok pembangkang yang kejam.

Tak hanya membangkang, sifat keji Drakula pun makin tampak. Salah satu hobinya di Turki adalah bolos dari madrasah untuk melihat eksekusi penjahat kelas berat yang kepalanya dipancung di alun-alun. Setiap minggu eksekusi atas penjahat kelas kakap atau para pembughat diadakan di alun-alun. Dan salah satu penonton setianya adalah Drakula yang akan menyaksikan acara tersebut sampai selesai. Di saat senggangnya Drakula juga sangat suka menyiksa binatang. Binatang apapun yang ada disekitarnya ia tangkap dan ditusuk seperti sate. Ia sangat puas melihat binatang-binatang tersebut menggelepar-gelepar menyongsong ajal.

Walaupun begiu, Dracula menunjukkan kemajuan yang pesat dalam kemampuan militernya. Kemajuan Dracula tersebut menarik perhatian Sultan Muhammad alFatih yang kemudian menikahkannya dgn salah satu kerabat Sultan dengan harapan Dracula di kemudian hari akan menjadi Panglima perang khilafah
.
Berpuluh tahun kemudian terjadilah konflik antara John Hunyadi dan ayah Drakula Vlad II yang berujung pada pembunuhan Vlad II dan kakak Drakula, Mircea. John Hunyadi kemudian menunjuk keluarga Dan II sebagai penguasa Wallachia. Mendengar hal ini, Sultan Muhammad AlFatih kemudian mengirim Drakula bersama ribuan pasukan ke Wallachia untuk merebut kembali Wallachia ke dalam naungan khilafah. Pertempuran ini berakhir dengan futuhat terhadap Wallachia. Dan Dracula ditunjuk sebagai amir di sana. Dracula menduduki Wallachia selama 2 bln krn Janos Hunyadi kemudian berhasil mengusirnya dan menempatkan Dan II kembali sebagai raja Wallachia. Dracula kemudian melarikan diri ke Moldavia. Tapi kemudian Dan II berkhianat kepada Janos dengan memihak Turki. Hal ini dimanfaatkan Dracula utk mendekati Janos. Dracula di tempatkan Janos di benteng Sibiu, daerah Transylvania. Kemudian Dracula menyerang Wallachia dan berhasil membunuh Dan II, namun kali ini bukan lagi sebagai wakil dari Muhammad AlFatih. Sebaliknya dia menjadi pengkhianat.

Pada masa pemerintahannya di Wallachia, dia bertindak sangat kejam dengan membunuh siapa saja yang tidak disukai, mulai dari para bangsawan, tuan tanah, petani dan pengemis beserta keluarganya. Jumlah korbannya mencapai 500.000 orang, sebagian besar adalah orang-orang Islam dari Turki dan yg telah masuk Islam di Wallachia.

Dracula telah membunuh tidak kurang dari 300.000 umat Islam di Wallachia. Para sejarawan memperkirakan korban dari kekejaman Dracula antara 100.000-500.000 orang. Korbannya berasal dari berbagai kalangan mulai dari bangsawan, tuan tanah, petani sampai pengemis. Diantara mereka ada laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak. Bila Dracula berkehendak tak ada satupun yang bisa lolos dari kekejamannya. Dracula bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan. Metode penyiksaan yang belum pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan jerit korban yang sekarat. Korban- korban tersebut dibunuh dengan cara yang sungguh biadab, diantaranya;

1.Penyulaan.
Sula merupakan kayu sebesar lengan orang dewasa yang ujungnya runcing. Alat seperti ini digunakan oleh Dracula untuk menusuk seseorang. Bagian yang ditusuk adalah dubur atau liang kemaluan perempuan. Tubuh korban ditusuk dengan kayu yang dilancipkan ujungnya melalui bagian bawah hingga tembus pada perut atau kepala. Korban yang ditusuk seperti sate ini bukan hanya orang dewasa. Tak kenal ampun, Dracula juga melakukan penyiksaan serupa kepada bayi-bayi!

2.Pemotongan Payudara Perempuan dan Merusak Organ Seksual.
Korban diikat di atas meja dengan kuat dalam keadaan telanjang. Kemudian dikerat dan dikuliti.

3.Merebus Korban Hidup-hidup.
Sebuah bejana besar kira-kira berdiameter 2 meter diletakan diatas tungku yang berada ditengah alun-alun. Bejana tersebut diisi air. Setelah penuh kayu bakar dinyalakan. Kemudian korban direbus hidup-hidup.

4.Menguliti Kepala dan Bagian Tubuh Lainnya.
Korban akan dikuliti dengan pisau yang tajam. Mulai dari wajah kemudian kulit korban dikuliti sampai semua kulit kepala terkelupas.

Cara penyiksaan yang lain: Mencekik, memotong otot-otot tertentu, memotong hidung dan telinga, membutakan mata, membakar hidup-hidup, memaku kepala, memangsakan si korban pada binatang buas, menarik korban dengan 2 kuda, merendam tubuh korban, serta memanggangnya.

Beberapa peristiwa-peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam adalah:
1. Pembantaian terhadap prajurit Turki di Tirgoviste
2. Membakar pemuda-pemuda Turki
3. Topi yang dipaku di kepala kepada dua orang duta besar khilafah Turki Utsmani
4. Fakir Miskin dan petani yang dibakar di Tirgoviste
5. 30.000 pedagang Turki yang disula
6. Membunuh dengan virus yang mematikan
7. Meracuni sungai Danube

Tindakan kejam Drakula yang melakukan pembantaian terhadap umat Islam ini membuat sultan Muhammad alFatih menyerukan seruan jihad kepada Drakula. Pada tanggal 17 Mei 1462 M sultan Muhammad alFatih mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000 tentara non reguler. Sementara tentara Dracula hanya mencapai 30.000 prajurit. Melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang ini, Drakula melakukan strategi perang tengah malam. Menurut anda, kira-kira siapa panglima pasukan yang dikirim oleh Muhammad AlFatih untuk memimpin pasukan jihad ini? tak lain adalah Randu, si muslim yang taat yang tak lain adalah adik kandung Dracula.

Pada serangan tengah malam pasukan Drakula yang berkekuatan 10.000 orang berhasil mendesak pasukan khilafah, tetapi dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba. (bisa jadi dari sinilah dibuat mitos bahwa Dracula takut dengan cahaya matahari). Atas kekalahan tersebut pasukan Drakula melarikan diri ke benteng Poenari. Drakula melarikan diri dari kepungan pasukan khilafah. Dan akhirnya dia terbunuh di tepi danau Snagov. Sang Sultan Muhammad AlFatihlah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov (sumber lain mengatakan yang membunuhnya adalah Randu, adik kandungnya). Dan berakhirlah kekejaman melegenda sang Dracula.

Yap, bukan salib. Melainkan Muhammad AlFatih dan kekhilafahan lah yang berhasil mengalahkan Dracula. Sayangnya semangat kekejaman Dracula mendarah daging. Mati satu dracula, muncul Dracula-Dracula yang lain. Dracula ini bahkan mewujud menjadi negara. Negara barat mewarisi semangat kekejaman Dracula, jutaan umat Islam dihabisi dengan cara yang tak kalah sadis dari yang dilakukan Dracula. Pembantaian di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lain-lain merupakan aksi lanjutan dari para ‘keturunan’ Dracula.

Dan layaknya Vlad Dracula, yang hanya bisa dikalahkan oleh Muhammad AlFatih, maka ’Dracula-Dracula’ keturunannya pun hanya bisa dikalahkan oleh para pendekar-pendekar khilafah ’keturunan’ Muhammad AlFatih!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons