Rabu, 15 Juni 2011

10 Tahun Jadi Tenaga Honor, Kini Terbaring Tak Berdaya

PANGKALPINANG, BANGKAPOS -- Ditengah-tengah teriakan guru yang mempertanyakan tunjangan sertifikasi, ditengah itu pula Rona Desca (31) terpuruk dalam keterbatasan materi dan kemampuan.
Rona tenaga honorer, yang sudah 10 tahun mengabdi di MTSMA desa Permis Kabupaten Bangka Selatan ini sudah empat bulan terakhir terbaring tak berdaya di ranjang tua di kamar depan rumah orang tuannya.


Umur Rona masih terbilang muda, namun penyakit yang dideritanya telah merenggut semua yang ada, wajahnya yang manis kini mulai lusuh, tubuhnya yang berisi kini tinggal tulang dibaluri kulit, akibat penyakit yang dideritanya, kebahagian itu telah direnggut setelah kecelakaan yang menimpanya enam bulan yang lalu.

Akan tetapi di tengah deritanya, Rona masih terus memikirkan siswa yang ia tinggal, guru pengampuh bahasa Arab dan Bahasa Inggris ini, tak jarang menitikkan airmata lantaran teringat siswanya yang kini harus belajar sendiri.

Rona yang tinggal di jalan Kalamaya Pangkalpinang ini hanya tinggal bersama ibu yang sehari - hari berjualan kue dan adiknya yang masih sekolah tak mampu berbuat banyak, untuk pengobatan Rona, belum lagi uang honorer yang ia terima sudah empat bulan ini tak keluar, lantaran sudah selama itu pula ia tak bekerja.

Sudah segala cara Rona lakukan untuk mengobati penyakitnya, dari alternatif hingga ke dokter sudah ia jalani. Namub hasilnya tak kunjung memuaskan. Untuk kekamar mandi saja, Rona harus menggunakan tongkat, dan tak jarang dipapah sang adik, dan yang lebih menyakitkan ia harus menggunakan pempers jika tak ada keluarga yang menunggunya di rumah.

Kini yang menjadi beban Rona, ia harus menanggung biaya berobat untuk kesembuhan tulang panggulnya. Tak sedikit biaya yang harus dikumpulkan Rona untuk berobat, apa lagi operasi harus dilaksanakan di Jakarta.

"Saya sudah gak tau harus berbuat apa dokter bilang saya harus dioperasi, sedangkan biaya operasi satu sendi aja butuh biaya Rp 40 juta, dapat uang dari mana? Sekarang saya pasrah aja dengan penyakit saya, namun saya sangat merindukan murid-murid saya di Permis sana, siapa yang mengajar mereka, siapa yang menggantikan saya di sana" ungkap Rona Lirih. (Bangkapos.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons